Rakernas V PDIP, Megawati Kritik Pemimpin Otoriter Populis
"Megawati Soekarnoputri menyoroti fenomena kepemimpinan otoriter populis dalam pidato politiknya saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP"
1 min read
Megawati Soekarnoputri |
Berpijak dari pemikiran cendekiawan kebhinekaan Sukidi, Megawati menyebut adanya anomali dalam demokrasi Indonesia yang melahirkan kepemimpinan paradoks dan otoritarian.
“Terjadinya anomali demokrasi, secara gamblang dijelaskan oleh Dr. Sukidi, seorang pemikir kebhinekaan yang disegani. Sosok cendekiawan ini menjelaskan fenomena kepemimpinan paradoks yang memadukan populisme dan Machiavelli, hingga lahirlah watak pemimpin authoritarian populism (otoriter populis),” kata Megawati.
Lebih lanjut, Megawati mengkritik bagaimana hukum digunakan sebagai alat pembenaran tindakan yang tidak demokratis. “Di sinilah hukum menjadi alat, bahkan pembenar dari ambisi kekuasaan itu. Inilah yang oleh para pakar disebut dengan autocratic legalism (legalisme otokratis),” sambung Presiden Kelima RI tersebut.
Menurut Megawati, solusi atas anomali demokrasi ini bukan dengan mencabut hak rakyat, melainkan menghargai suara rakyat sebagai suara Tuhan, sesuai adagium Vox Populi Vox Dei.
Rakernas V PDIP yang berlangsung hingga Minggu (26/5) mengusung tema "Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang" dengan subtema "Kekuatan Kesatuan Rakyat, Jalan Kebenaran yang Berjaya". Ketua Steering Committee Rakernas V PDIP Djarot Saiful Hidayat menjelaskan, Rakernas ini membahas tiga isu utama: sikap politik, perumusan program kerakyatan, dan pemenangan Pilkada 2024.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menambahkan bahwa Rakernas V juga menjadi forum evaluasi kinerja partai sejak Kongres PDIP tahun 2019, serta untuk memutuskan dan memantapkan sikap politik PDIP terkait kebijakan internal dan eksternal organisasi. “Di antaranya kita akan bahas prediksi dan proyeksi pemerintahan nasional, bangsa Indonesia lima tahun ke depan,” tutur Basarah.