Hairil Amri Bantah Kritik Santa soal Proyek Balaikota Mamuju
2 min read
AMANAH INDONESIA, MAMUJU -- Juru bicara Laskar Muda Zulfikar (LMZ), Hairil Amri, menanggapi kritik Santa, mantan anggota DPRD Kabupaten Mamuju, yang menyerap proyek Balaikota di bawah pemerintahan Sutinah Suhardi.
Menurut Hairil, Santa tidak memahami sepenuhnya blue print pembangunan di Mamuju.
Ia menjelaskan, bahwa COVID 19 dan Gempa harusnya bukan alasan kemandekan penanganan infrastruktur di Mamuju.
“Siapa bilang COVID 19 tidak menghambat kerja-kerja pemerintah, konsekuensi COVID 19 adalah refocusing anggaran kok. Ini jelas mempersempit ruang Fiskal kita yang memang pada dasarnya kecil.”
Lanjut Hairil, pemerintah sedang beradaptasi dengan konsekuensi covid, datang pula gempa bumi. Ini mengharuskan Sutina mencetuskan pilihan-pilihan.
“Semua orang tau APBD Mamuju sangat terbatas, oleh karena itu Ibu Tina memilih pemenuhan pelayanan dasar, utamanya sektor pendidikan dan kesehatan. Ini memang tidak populis di banding perbaikan jalan, tapi ini pilihan matang karena berkaitan dengan kebutuhan dasar warga.”
Namun begitu, Hairil tak menampik arti penting rehabilitasi infrastruktur. Pemerintah Mamuju juga merealisasi beberapa perbaikan jalan, ini dibuktikan dengan alokasi anggaran APBD Mamuju selama tiga tahun setengah Sutina memimpin.
“Kerja pemerintah itu harus pararel, kan. Tapi tetap ada skala prioritas. Jadi bukan berarti ibu Tina sama sekali tidak membenahi infrastruktur.”
“Kita bisa lihat sendiri perbaikan jalan pada TA 2022 di tiga titik Kecamatan Papalang, juga di jalan Soekarno-Hatta, jalan di lingkungan Tahayahaya-Mollo, dan sekarang jalan di Lebani Tapalang barat sudah mulus bukan main. Belum lagi rehab Jalan di kurungan bassi. Masih banyak contoh lain lah.”
Nah soal proyek Balaikota, menurut Hairil ini justru program strategis Sutina di sektor infrastruktur. Kita tahu bahwa pasca gempa tidak sedikit kantor pemerintah menjadi tidak layak pakai.
“Oleh karena itu, daripada merehab satu-persatu kantor OPD, mending sekalian saja dibuatkan grand design yang juga berorientasi penataan kota sekaligus persiapan menuju Kota Madya. Dari sini ibu Tina hebat, sekali mendayung dua tiga pulau dilampauinya.”
Hairil menyebut Sutina menunjukkan optimismenya bahwa Mamuju akan segera jadi Kota Madya di periode keduanya.
“Ini juga berarti sikap optimis serta keseriusan dari Ibu Tina untuk menjadikan Mamuju sebagai Kota Madya, dan saya kira itu harapan umum masyarakat kita.”
Dengan begitu, Hairil menilai narasi Santa tidak objektif. Kalau Santa mempertanyakan proyek Balaikota, publik juga harus mempertanyakan kinerjanya saat di DPRD.
“Sebagai mantan Anggota Dewan, harusnya ia lebih mengerti. Paling tidak, kalau tak disepakati kenapa program yang disoalnya belakangan ini bisa lolos?”
Hairil pun yakin penjelasan tehnis mengenai proyek Balaikota dijelaskan di hadapan dewan daerah saat awal direncanakan.
“Makanya saya mau pertanyakan peran dia waktu ber-DPR, karena saya yakin penjelasan tehnis disuguhkan di hadapan DPRD”.
Sampai di situ, Hairil Amri mengajak semua element untuk tetap objektif dalam Pilkada 2024 ini.
“Ayolah kita objektif dalam membangun narasi, jangan karena rivalitas pilkada kita menjadi tampak irasional.“ (*)