Sosial Media
0
Nasional
    Loading..

    Home Politik Salim S Mengga

    Salim Mengga: Pendidikan dan Moralitas Kunci Kemajuan Sulawesi Barat

    1 min read

    AMANAH INDONESIA, MAMUJU --Calon Wakil Gubernur Sulawesi Barat atau Sulbar, Jenderal Salim Mengga (JSM) mengatakan, sumber daya manusia adalah landasan untuk seseorang bisa maju. Sehingga pendidikan menjadi salah satu yang harus menjadi perhatian bersama oleh semua pihak. 

    “Sekolahkan anakmu, didik dia dengan sebaik-baiknya, lengkapi pendidikan itu dengan pendidikan agama, karena kita tidak tahu kedepannya jika anak kita pendidikannya bagus, 10 atau 20 tahun kedepan anak-anak bapak bisa jadi bupati, bisa jadi gubernur, bisa jadi menteri atau bahkan presiden,” kata JSM dalam orasi politiknya di dusun Parundang, desa Sumare, kecamatan Simboro.Jumat kemarin.

    Menurut JSM, salah satu yang tertua dalam visi-misi SDK-JSM adalah soal pendidikan. Melalui itu, SDK-JSM berupaya jika diberikan amanah untuk menjadi pemimpin Sulbar, bersedia memberikan beasiswa untuk seribu anak pertahun. 

    “Tadi itu adek-adek kita bertanya tentang perhatian pemerintah khusus mahasiswa, kedepan kita berupaya mempersiapkan beasiswa yang meliputi S1, S2, dan S3,” sebut pria kelahiran Pambusuang Polewali Mandar ini. 

    Selain itu, Pria Kelahiran 1951 ini juga berjanji, akan melakukan pembangunan infrastruktur pendidikan yang lebih berkualitas. Tenaga pengajar ditingkatkan agar lebih profesional.

    Puranawirawan TNI yang pernah mengabdi selama 34 tahun ini menamahkan, yang tak kalah penting bagi anak adalah pendidikan agama adalah dasar terbaik untuk menjadi manusia mulia. Tanpa agama, tanpa ahlak ilmu bisa merusak moral seseorang. 

    “Kenapa begitu banyak yang menjadi koruptor, karena pendidikannya tinggi tapi ahlaknya bobrok, jadi imbangi pendidkan itu dengan moral yang baik dan itu kita bisa di Agama,” tegas Salim S Mengga.

    Selanjutnya, peningkatan ekonomi masyarakat, wilayah ini mayoritas masyarakat nelayan, pemerintah telah berupaya selama ini, melakukan pengadaan alat tangkap, pembuatan perahu dan lain-lain. Tetapi masih banyak penyimpangan. “Ke depan kita mencoba, kalau membuat perahu, maka nelayan itu sendiri yang mengontrol, apakah perahu ini layak untuk dia atau tidak,” tutup JSM dalam orasinya. (*)
    Additional JS